GKPI Bandung

Visi:GKPI sebagai Persekutuan Rohani dan Agen Perubahan/Pembaharuan.
Misi:GKPI sebagai tubuh Kristus, menjalankan sungguh-sungguh Tri Tugas Panggilan (Apostolat, Pastorat dan Diakonat).


Sunday, 10 June 2012

DIBAHARUI & DIKUATKAN

Disadur dari : Warta GKPI no. 23 - 10 Juni 2012                                                                                untuk kalangan sendiri

Nats hari ini memperlihatkan semangat Paulus yang tidak pernah padam dalam memberitakan Firman Tuhan.Tersirat ada 2 hal yang sering membuat saksi Tuhan tidak dapat melakukan tugas panggilannya dengan baik. 
Pertama, Keinginan untuk memperoleh pujian (Popularitas), keuntungan duniawi dari pekerjaan sebagai pemberita Injil. Mungkin awalnya tidak demikian, motivasinya sungguh-sungguh murni, namun karena "keadaan", akhirnya terkontaminasi.Hal inilah yang disoroti Paulus dalam ayat 2. Orang yang demikian akan menyembunyikan kebenaran Tuhan agar tidak menyinggung perasaan "Jemaat yang berpengaruh" sehingga mereka tetap sebagai donatur dalam melakukan pelayanan.Paulus mengatakan bahwa hal ini adalah perbuatan yang licik, memalsukan Firman Tuhan, demi popularitas, demi keuntungan duniawi (2 korintus 2:17). Hal ini memang sangat relatif. Bisa saja orang salah menduga, sebagaimana juga pernah dituduhkan kepada Paulus (2 Korintus 2:16-18). Namun agar kita tidak terjebak kepada saling menghakimi  baiklah kita berpedoman kepada Firman Tuhan yang dikatakan Yesus bahwa "dari buahnya kita akan mengenal mereka". (Mateus 7:16-20;Mateus 12:33).

Kedua, Penganiayaan. Penganiayaan dapat membuat tawar hati. Dapat membuat orang menarik diri memperkatakan Firman Tuhan atau melakukan pelayanan dengan sungguh-sungguh. Tetapi Paulus tidak demikian. Paulus melayani Tuhan dengan setia, dengan penuh semangat sampai akhir hidupnya. Mengapa bisa demikian?. Pertama, karena Paulus memiliki pemahaman yang benar tentang Kristus. Kedua , karena Paulus roh imanyang sama dengan Daud, dimana kedua hal ini saling berhubungan dan saling menyempurnakan seseorang untuk tetap setia seperti Paulus. Pemahaman  yang benar tanpa disemangati oleh Roh Iman tidak akan mendorong seseorang untuk menjadi saksi yang setia, demikian juga roh iman yang dimiliki tanpa pemahaman yang benar tidak akan dapat betahan lama. Pemahaman Paulus tentang Yesus Kristus sangat dalam (ayat 14, 1 korintus 15:51 -54;1 tesalonika 4:14-17). Pengharapan akan kebangkitan itulah yang menguatkan Paulus dan teman-temannya untuk tetap setia memberitakan Injil, walaupun mereka sedang menghadapiberbagai penderitaan karena Kristus.

Dalam ayat 15, kita juga menemukan sesuatu yang sangat berbeda dengan pemahaman umum, bahwa kekuatan kesaksian tidak selalu melalui demonstrasi mujizat seperti kesembuhan, pengusiran setan didalam nama Yesus Kristus, tetapi juga melalui kesaksianhidup yang tetap setia walaupun mengalami penderitaan.

Apakah kita seorang yang beriman? jawaban kita akan diuji melalui semangat kita dalam menyaksikan perbuatan Yuhan Yesus Kristus dalam hidup kita, baik melalui perkataan maupun sikap hidup kita dan orientasi hidup kita. 

Mari pusatkan pikiran kita kepada pimpinan Roh Kudus, yang bisa membaharuihidup menjadi anak Allah. Firman Allah yang adalah Suara Allah bagi kita, suara itu akan selalu menuntun kita menikmati segala kebaikan Allah. Kita hidup harus mengasihi Allah lebih daripada hal-hal yang tidak kekal dan memusatkan pikiran kita kepada sasaran yang tidak kelihatan, tempat kebahagiaan yang kekal. Amin.

"Sebab penderitaan yang ringan ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya , jauh lebih besar daripada penderitaan kami. Sebab kami tidak memperhatikan yang  kelihatan, melainkan yang tidak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara , sedangkan yang tidak kelihatan adalah kekal". (2 Korintus 4 : 17 - 18)

Sunday, 3 June 2012

Tuhan menguduskan pekerjaan-pekerjaan_NYA

Kisah panggilan Yesaya merupakan kisah tergugahnya seorang manusia hingga menemukan kenyataan diri yang sebenarnya dan kemudian bangun menghadapi kenyataan bahwa ia dipanggil dan diutus Tuhan untuk memimpin.

Yesaya mengakui jarak yang ada antara dirinya dengan Tuhan, dan jalan terbuka baginya untuk menerima pengampunan. Pengampunan ini digambarkan sebagai bara yang menyala dan meninggalkan jejak yang tak terhapuskan dalam kehidupannya.oleh karena itu, ketika Tuhan bertanya "Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?", dengan lantang ia menjawab, "Ini aku, utuslah aku!"

Penglihatan Yesaya memberi pemahaman yang tepat tentang amanat dan panggilan-Nya. Penglihatan ini menyatakan bahwa kemulian, keagungan, dan kekudusan Allah menuntut bahwa mereka yang melayani Dia juga harus kudus. Dihadapan seluruh kekudusan Allah, Yesaya langsung menyadari ketidaksempurnaan dan kenajisannya sendiri, khususnya dalam kaitan dengan tutur katanya (Yak. 3:1-6). Ia juga menyadari akibat melihat Allah berhadapan muka (kel. 33:20) sehingga menjadi ketakutan. Allah kemudian membersihkan mulut dan hatinya(Im.16:12; Yer.1:9) dan menjadikannya layak untuk tetap berada di hadapan-Nya selaku hamba.

Kita perlu menyadari siapa diri kita yang menerima panggilan mulia, agar kita dapat menjalankan tugas kita dengan benar. hanya dengan mengenal kekudusan Allah, kita dilayakkan untuk melayani Dia.Dengan kesadaran bahwa kekudusan diri kita semata-mata anugerah, kita tidak menjadi sombong melainkan sepenuhnya bersandar pada kekuatan Allah untuk menyampaikan firman kepada umat-Nya.

Semua orang yang menghampiri Allah harus diampuni dahulu dosa-dosanya dan hati mereka disucikan oleh Roh Kudus (Ibr. 10:19-22), karena hanya Allah yang dapat menyediakan kesucian yang dituntut-Nya.

Kisah Yesaya ini menunjukkan sesuatu yang mengejutkan berkenaan dengan hubungan kita dengan Tuhan. Kita tidaklah sempurna. Namun , kita berdiri dalam posisi yang bebas da memiliki daya untuk menjawab "YA", atau "TIDAK" kepada panggilan dan pengutusan Tuhan. Namun saat ini mari kita nyatakan bersama :Ini aku Tuhan, utuslah". Amin

karena itu Aku berkata kepadamu: "apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu" (Markus 11:24)

Tuhan memberkati
Warta No. 23 , 3 juni 2012.