GKPI Bandung

Visi:GKPI sebagai Persekutuan Rohani dan Agen Perubahan/Pembaharuan.
Misi:GKPI sebagai tubuh Kristus, menjalankan sungguh-sungguh Tri Tugas Panggilan (Apostolat, Pastorat dan Diakonat).


Monday, 30 July 2012

TUHAN MENCUKUPKAN KEPERLUAN UMAT-NYA

Warta No. 31 - 29 Juli 2012                                                                                                                                              Untuk kalangan sendiri 

 
PENDAHULUAN
Minggu ini adalah minggu ke-8 setelah Trinitas yang mengingatkan kita akan meja perjamuan, yang tersirat juga dalam mujizat yang dilakukan oleh Yesus, dimana Ia memberi makan 5000 orang hanya dengan 2 ekor ikan dan 5 keping roti, dan masih tersisa 12 bakul. Hal ini mengingatkan kita bahwa kuasa Tuhan Yesus jauh melampaui segala akal budi manusia. Dalam teks hari ini, Tuhan juga menunjukkan kuasaNya yang besar melalui tanda mujizat yang dilakukan Elisa.

Penjelasan
1). Setelah Nabi Elia diangkat ke surga, segera nampak bahwa kuasa kenabian diberikan Tuhan kepada Elisa. Jubah Elia pun telah ditinggalkan padanya. Elisa telah resmi menggantikan Elia sebagai nabi. Teks khotbah kita ini adalah bagian dari tanda-tanda mujizat yang dilakukan oleh nabi Elisa, mulai dari pasal 3 - 7. Tuhan menunjukkan kuasaNya melalui perbuatan-perbuatan mujizat yang dilakukan oleh Elisa.
2). Seperti yang pernah terjadi pada masa Elia, demikian juga pada masa Elisa terjadi kekeringan selama 7 tahun lamanya. Dimana-mana terjadi kekurangan makanan. Oleh karena itu perempuan Sunem dengan keluarganya disuruh pergi oleh Elisa untuk menyelamatkan diri dari bahaya kelaparan tersebut (psl 8:1 dst). Sebelumnya Elisa pernah menolong keluarga ini, dengan menghidupkan kembali anak laki-lakinya yang sudah mati (4:8-37).
3). Dalam situasi kekeringan dan kelaparan tersebut, hadiah 20 buah roti dan satu kantong gandum baru dari seseorang dari Baal-Salisa itu kepada Elisa (ay. 42) sangatlah berharga. Elisa berhak dan bebas untuk menyimpannya bagi dirinya sendiri, sebagai cadangan makanan selama beberapa hari. Tetapi dia tidak memakai hak dan kebebasannya untuk kepentingannya sendiri. Elisa menyuruh pembantunya untuk membagikannya kepada 10 orang yang sedang berkumpul, barangkali murid-murid Elisa sendiri. dengan tindakannya, dia seolah bapak bagi orang-orang tersebut, yang bertanggung jawab memenuhi kebutuhan mereka.
4). Pembantunya merasa heran dengan perintah Elisa, bagaimana mungkin 20 roti-roti kecil dapat mencukupi 100 orang?. Elisa tidak memberi perintah tersebut atas kuasanya sendiri, tetapi atas dasar firman Tuhan, dalam nama Tuhan mengatakan: "orang akan makan bahkan ada sisanya" (ay.43). Pembantunya berfikir secara manusia, logika dan hitung-hitungan manusia, sedangkan Elisa dengan kuasa Tuhan. Kemampuan manusia memang terbatas, tetapi kuasa Tuhan tidak bisa diukur oleh loga dan hitungan manusia. Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan.
5). Pembantu itu, meski belum dapat menerima secara akal budinya, membagikan 20 roti itu kepada 100 orang tersebut. Mereka makan dengan cukup tetapi benar seperti yang dikatakan nabi Elisa, masih ada yang sisa.Masih ada sisa bukan karena mereka menahan diri dengan tidak memakan semuanya, tetapi karena sewaktu dibagikan roti itu bertambah-tambah. Tuhan bekerja dengan kuasaNya atas roti-roti tersebut.

Kesimpulan
1). Dari teks khotbah kita dapat melihat, bahwa kuasa Tuhan tetap berlangsung di segala zaman. Juga di zaman kita sekarang ini. Tuhan tetap menampakkan kuasa-Nya. Hanya kita harus melihat dengan mata iman kita, bukan hanya dengan akal budi kita.
2). Kita bisa belajar dari nabi Elisa, juga untuk kehidupan kita sehari-hari, diantaranya:
        a). Elisa adalah orang yang beriman. Dia sangat meyakini, bahwa Firman Tuhan berkuasa. Dengan penuh yakin dia menyuruh pembantunya untuk membagikan sedikit roti untuk banyak orang. Dan memang menjadi kenyataan, bahwa roti itu masih sisa seperti firman Tuhan (ay. 43). Tanpa iman dan keyakinan kepada firman Tuhan, tidak mungkin Elisa memerintahkan pembantunya untuk membagikan roti itu. Pertama Iman baru ada mujizat.
        b). Elisa tidak egois. Dia tidak mengejar keuntungan bagi dirinya sendiri. Dia mempunyai hak untuk memakan roti yang dihadiahkan kepadanya. Tetapi dia tidak memakai haknya untuk dirinya. Dengan kebebasan dan kerelaannya, dia membagi-bagikannya untuk orang lain. Berkat yang dia terima, dijadikannya berkat juga bagi orang lain. Elisa memberi teladan, memberi pelajaran bagi kita, bahwa pelayannya adalah pelayanan yang menyeluruh (holistik), rohani dan jasmani.
         c). Bagi orang-orang yang percaya dan berpengharapan kepada Tuhan, dia akan selalu memperhatikan dan mencukupkan kebutuhan-kebutuhan hidup kita. Oleh karena itu janganlah khawatir, tetapi tetap bekerja dan berdoa, jalankan apa yang diperintahkan Tuhan, kepada kita maka Tuhan akan memberi yang kita perlukan dalam hidup ini. amin.

Mata sekalian orang menantikan Engkau, dan Engkau pun memberi mereka makanan pada waktunya (Mazmur 145:15)

Monday, 16 July 2012

TUHAN MENGHUKUM PENYEMBAH-PENYEMBAH BERHALA

Warta Jemaat No. 29 - 15 Juli 2012                                                                                                                                         Untuk kalangan sendiri                                                 

Amos, bukanlah seorang nabi "profesional" seperti nabi-nabi lainnya (1 Sam. 19:18-24), atau berkarya di istana raja (1 Taw. 21:19 ; 25:5). Sebaliknya ia adalah seorang peternak domba  (Am. 1:1) dan pemungut buah ara (Am. 7:14) di dekat kota kecil di Tekoa yang terletak di sebelah selatan Yerusalem di kerajaan selatan (Yehuda). Namun, Tuhan memilih Amos untuk menyampaikan Firman-Nya kepada umat dan para pemimpin kerajaan Utara (Israel).

Amos bernubuat pada masa kerajaan Yerobeam II (786 - 746 SM) tepatnya mendekati akhir tahun kejayaan kerajaan Yerobeam II (2 Raja 14:23 - 29) yang diperkirakan tahun 760 - 746 SM. Walaupun dalam waktu yang sangat singkat , Amos dalam pelayanannya memperkenalkan dirinya sebagai nabi yang mengesankan ; dia jujur, berani dan tidak menahan firman yang diterimanya dari TUHAN untuk disampaikan kepada umat dan pemimpin Israel. Amos mengkritisi 2 hal , yaitu ketidakadilan para pemimpin Israel yang menindas umat Israel dan kebejatan moral yang terjadi ditengah-tengah umat itu sendiri.

Penjelasan

Masa Kejayaan kerajaan Yerobeam II berakhir dengan tindakan-tindakan yang tidak berkenan kepada TUHAN - Yahwe. Pemimpin negara, pemimpin Agama, orang-orang kaya menindas dan merampas hak-hak orang-orang miskin, yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin. Rezim raja Yorobeam melakukan kejahatan secara sistematik, bukan saja melibatkan birokrat tetapi juga sudah berkolusi dengan lembaga keagamaan seperti imam Amazia. Hasilnya, terjadi ketidakadilan dengan semena-mena, penyelewengan yang mengakibatkan kesenjangan sosial. Nabi Amos membuktikan itu, yaitu sesuai dengan perintah Allah yang diterimanya, dia mengukur bahwa kerajaan Yerobeam II di Utara didapati ketidak-adilan dan kebejatan moral.

Amos mendapat penglihatan ketiga dari Allah yaitu Tali Sipat. Tali Sipat adalah seutas tali panjang dengan batu atau besi pemberat di ujungnya. Tali ini biasa dipakai tukang bangunan untuk mengukur dan memastikan bangunan yang dikerjakannya lurus ke atas dan ke bawah. Nah, Tuhan memakai Tali SIpat ini untuk mengukur umat Israel, umat pilihan itu, termasuk semua pimpinannya, apakah masih didapati benar di hadapan TUHAN?. Ternyata, kehidupan umat Israel di bawah kepemimpinan Yerobeam II dinyatakan tidak benar dihadapan TUHAN dan tidak dapat dimaafkan lagi.

Selanjutnya, pada ayat 10-15, Amazia, imam di Betel, mengadukan Amos kepada raja Yerobeam dan menggugat Amos dan mngusirnya untuk keluar dari Israel Utara untuk kembali ke kota kelahirannya di Yehuda tempat kerajaan Israel Selatan. Amos mengaku bahwa ia bukan seorang nabi dan bukan pula masuk golongan nabi - Amazia menyebut Amos sebagai "pelihat" - dan Amos menyampaikan alasan yang kuat atas apa yang disampaikannya kepada raja Yerobeam dan penduduk Israel Utara. Amos berkata:"Aku seorang peternak dan pemungut buah ara hutan. Tetapi TUHAN mengambil aku dari pekerjaan menggiring kambing domba, dan TUHAN berfirman kepadaku : Pergilah, bernubuatlah terhadap umat-KU Israel" (ayat 15). Selanjutnya Amos menyampaikan nubuatnya bahwa Israel akan dihukum dengan pedang dan tanah Israel akan dibagi-bagi dengan tali pengukur (ayat 17).

Renungan 

Kehadiran Gereja ditengah-tengah masyarakat masih sangat dirindukan, demikian pula dengan fungsinya, diharapkan bahwa Gereja dapat menjawab persoalan kehidupan warga jemaat yang kian hari semakin kompleks dan pelik. Tidak dapat disangkal bahwa fungsi Gereja masih sebatas kerohaniandan belum terbuka untuk menjangkau kebutuhan warga jemaat seperti pemeliharaan kesehatan , peningkatan ekonomi dan kebutuhan perlindungan hukum. Malah sebaliknya, Gereja yang sudah berbadan hukum tidak berkekuatan menegakkan keadilan sesuai dengan hukum yang berlaku. Misalnya, ibu Rosa datang menyampaikan keluhannya kepada pejabat Gereja bahwa sbidang tanahnya diambil oleh pengusaha kaya. Ibu Rosa merasa diperlakukan tidak adil sehingga menuntut haknya ke pengadilan. Apa yang bisa dilakukan pejabat Gereja ? tentulah yang bisa dikatakan :"sabarlah inang! kita doakanlah, Tuhan itu pasti adil". Benar, dengan berdoa barangkali ibu Rosa merasa tenang, tetapi apa ada lembaga hukum yang dimiliki Gereja yang bisa mengerjakan doa itu? tentulah Gereja harus tunduk kepada pemerintah (ayat 13). tetapi Gereja hendaklah tetap tegar dan tidak perlu takut untuk menyampaikan suara kenabiannya, seperti Amos, karena untuk itulah Gereja dipanggil TUHAN. Kalau tidak, Allah akan menetapkan jalan lain, seperti hulu air yang deras  jika dihambat akan mencari jalannya sendiri. Demikian pula berlaku bagi Gereja, bila tidak menyuarakan firman Tuhan, apa yang terjadi?

Kesimpulan

Gereja terpanggil untuk menyampaikan kebenaran firman TUHAN yang mendatangkan kebaikan dan keselamatan bagi jemaat.
(suara GKPI edisi juli 2012)

Aku katakan "di dalam Kristus", karena di dalam Dialah kami mendapat bagian yang dijanjikan -- kami yang dari semula ditentukan utnuk menerima bagian itu sesuai dengan maksud Allah, yang didalam segala sesuatu bekerja menurut keputusan kehendak-Nya (Efesus 1:11)

Monday, 9 July 2012

TUHAN YANG MENGUTUS PEMBERITA FIRMAN-NYA

Warta No 28 - 08Juli 2012                                                                                                                                                     Untuk Kalangan Sendiri


Dalam nats kotbah minggu ini, menceritakan panggilan Yehezkiel (Allah meneguhkan)menjadi nabi ditengah-tengah umat yang hidup dalam pembuangan. Yehezkiel adalah anak Imam Busi (Yeh 1:3) dari bani Zadok yang boleh mendekat kepada Tuhan untuk menyelenggarak kebaktian (Yeh 40: 46b). Pada tahun 587 SM dibuang ke Babel oleh Nebudkadnesar bersama raja Yoyakim dan orang-orang penting di Yerusalem (semua orang kaya dan orang pintar di Yerusalem). Yehezkiel terpanggil menjadi Nabi setelah 4 tahun bersama Israel di pembuangan Babel. Ia nabi yang sering menerima penglihatan (vision) ilahi dan ditugasi untuk menyampaikan Firman Allah kepada umat-Nya, bahwa Allah Israel adalah Allah yang setia dari segala Allah dan Tuhan dari segala Tuhan, Allah yang tidak pernah ingkar janji pada janji-Nya didepan leluhur umat yaitu, Abraham, Ishak dan Jakob, dan percaya bahwa Allah tidak melupakan/meninggalkan mereka di pembuangan. Titik tumpu iman nabi Yehezkiel adalah bahwa Allah yang Kudus (cadosy) berkuasa atas semua bangsa-bangsa (baik Babel, Asyur, Israel, dsb)bukan Allah disuatu tempat tapi di semua wilayah.

Iman tersebut sangat bertolak belakang dengan pandangan umumbangsa-bangsa termasuk umat Allah sendiri. Mereka berpendapat (mengimani) setiap bangsa beserta wilayahnya memiliki illah (dewa, allah) sendiri-sendiri. Sebaliknya nabi, memuat kesaksian bahwa Allah Israel pencipta dan satu-satunya Allah (cf.Ul 6:4 Jahwe ehad). dengan iman yang demikian, Israel melanjutkan dosa-dosa nenek moyang mereka dengan menyembah berhala, ilah-illah di Babel, dan dengan mudah dipengaruhi lingkungan kafir. Kesalahan bangsa Israel yang sangat memberatkan sehingga terhukum oleh Allah, ialah mereka mengiakan perintah raja yang menyembah (beribadah) kepada patung raja. Dengan penyembahan kepada patung raja, sehingga Allah menyebut mereka (Israel) dengan "bangsa pemberontak". Nabi Yehezkiel terus bekerja untuk menguatkan dan meneguhkan pengharapan umat yang sedang mengalami nasib buruk, putus asa tanpa harapan masa depan yang lebih baik, meski keadaan mereka itu dipercayai sebagai hukuman Allah atau dosa masa lalu.