GKPI Bandung

Visi:GKPI sebagai Persekutuan Rohani dan Agen Perubahan/Pembaharuan.
Misi:GKPI sebagai tubuh Kristus, menjalankan sungguh-sungguh Tri Tugas Panggilan (Apostolat, Pastorat dan Diakonat).


Tuesday, 23 July 2013

SALING MENGASIHI

Warta Jemaat No. 29_21 Juli 2013                                                                                                                                          Untuk Kalangan Sendiri

"Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu. Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya. Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh. Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya  Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu. Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku. Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu.
Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain." 
(Yohanes 15 : 9 - 17)

Peribahasa mengatakan " Molo hariara bonana, hariara ma nang bulungna, atau molo hariara dangkana, hariara ma nang rantingna'. Dikiaskan, Yesus adalah pohon anggur (Yoh. 15:1) sedangkan Israel digambarkan sebagai kebun anggur (Yeh 17, Yer 2:21, Mzm 80:9-20), yang buahnya tentu menjadi buah anggur yang sempurna. Buah yang sempurna, jika pohon itu mempunyai hubungan tetap antara akar, batang, cabang dengan rantingnya; membentuk suatu sistem. Kita umatNya, tanpa hubungan yang terus menerus denganNya , kita tidak akan berbuah, bahkan kita tahu, begitu besar kasihNya, hingga mempertaruhkan nyawa untuk umatNya (Yoh 15:13)

Jika ranting tidak menghasilkan buah maka ia akan dipotong, supaya ranting-ranting yang tidak subur tidak menggangu ranting yang subur (Yoh 15:2). Artinya, pengikut Kristus yang tak berbuah, imannya mati dan perilakunya tidak akan berbasiskan kasih.

Warga GKPI diharapkan buhan hanya hidup dalam kasih yang "boleh pudar" seperti kasih eros (cinta kasih remaja),  philia (kasih persahabatan, ale-ale), storge (kasih persaudaraan, hubungan darah, parmargaon) tetapi agar tumbuh kasih agape (kasih berbasiskan Kristus). Pengikut Kristus yang tidak berbuah, adalah ranting yang harus dipotong karena tak berguna dan tidak akan menunjukkan kasih. Yesus mengatakan "This is my commandment, that ye love one another , as I loved you". (John 15:12)

Penulis, Pdt. JPE Simorangkir, MTh.
Pendeta Resort GKPI Jaya IV

Monday, 15 July 2013

HATI YANG PENUH HIKMAT

Warta Jemaat No. 28 - 14 Juli 2013                                                                                                                                         Untuk Kalangan Sendiri



Pada suatu hari raja pergi ke Gibeon untuk mempersembahkan korban, sebab di situlah bukit pengorbanan yang paling besar; seribu korban bakaran dipersembahkan Salomo di atas mezbah itu. Di Gibeon itu TUHAN menampakkan diri kepada Salomo dalam mimpi pada waktu malam. Berfirmanlah Allah: "Mintalah apa yang hendak Kuberikan kepadamu." Lalu Salomo berkata: "Engkaulah yang telah menunjukkan kasih setia-Mu yang besar kepada hamba-Mu Daud, ayahku, sebab ia hidup di hadapan-Mu dengan setia, benar dan jujur terhadap Engkau; dan Engkau telah menjamin kepadanya kasih setia yang besar itu dengan memberikan kepadanya seorang anak yang duduk di takhtanya seperti pada hari ini. Maka sekarang, ya TUHAN, Allahku, Engkaulah yang mengangkat hamba-Mu ini menjadi raja menggantikan Daud, ayahku, sekalipun aku masih sangat muda dan belum berpengalaman. Demikianlah hamba-Mu ini berada di tengah-tengah umat-Mu yang Kaupilih, suatu umat yang besar, yang tidak terhitung dan tidak terkira banyaknya. Maka berikanlah kepada hamba-Mu ini hati yang faham menimbang perkara untuk menghakimi umat-Mu dengan dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat, sebab siapakah yang sanggup menghakimi umat-Mu yang sangat besar ini?" Lalu adalah baik di mata Tuhan bahwa Salomo meminta hal yang demikian. Jadi berfirmanlah Allah kepadanya: "Oleh karena engkau telah meminta hal yang demikian dan tidak meminta umur panjang atau kekayaan atau nyawa musuhmu, melainkan pengertian untuk memutuskan hukum, maka sesungguhnya Aku melakukan sesuai dengan permintaanmu itu, sesungguhnya Aku memberikan kepadamu hati yang penuh hikmat dan pengertian, sehingga sebelum engkau tidak ada seorangpun seperti engkau, dan sesudah engkau takkan bangkit seorangpun seperti engkau. Dan juga apa yang tidak kauminta Aku berikan kepadamu, baik kekayaan maupun kemuliaan, sehingga sepanjang umurmu takkan ada seorangpun seperti engkau di antara raja-raja. Dan jika engkau hidup menurut jalan yang Kutunjukkan dan tetap mengikuti segala ketetapan dan perintah-Ku, sama seperti ayahmu Daud, maka Aku akan memperpanjang umurmu."
(1 Raja-raja 3 : 4 - 14)



Perikop ini menekankan bagaimana kepemimpinan Raja Salomo yang memerintah selama 40 tahun; mendahulukan kepentingan rakyatnya secara bijaksana ketimbang kepentingan diri sendiri, menimbang perkara dengan karunia hikmat yang dimilikinya.

Dengan kepribadian yang melekat seperti itu – Raja Salomo selaku penerus ayahnya Raja Daud- yang sangat takut akan Tuhan (Amsal 1: 7)-selaku raja, memohon agar ia diberi karunia menimbang bperkarauntuk menghakimi umatNya. Itulah yang terjadi, dengan kuasa hikmat dia menimbang perkara , saat 2 orang ibu memperebutkan 1 orang bayi; bijak dan adil (1 Raja 3: 16 – 27).
Ketika Raja Salomo memohon kekuatan, ia hanya memeohon kepada Tuhan hal yang biasa tetapi bermakna hal yang luar biasa. Raja Salomo hanya meminta kuasa hikmat, yang paham menimbang perkara untuk menghakimi umatNya hinggadapat membedakan antara yang baik dan yang jahat (1 Raja 3:9). Permintaan Salomo hanya sesederhana itu, tetapi diluar itu  Tuhan menambahkan : kekayaan, kemuliaan dan panjang umur.

Sekiranya anda pemimpin negara, sebaiknya memerintahlah  untuk kepentingan rakyat, bukan berupaya mempertahankan kedudukan dan bertindak otoriter. kita diajak, bilamana berdoa haruslah menggunakan sudut pandang Tuhan (sorgawi) bukan sudut pandang manusiawi (duniawi). Lagipula, carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenaranNya, maka lainnya akan ditambahkan kepadamu. (Mateus 6 : 33)

Sumber : Suara GKPI
Oleh : Megauli Aritonang, MTh & Pdt. JPE. Simorangkir, MTh.

Sunday, 7 July 2013

HIDUP DALAM HIKMAT DAN KASIH

Warta Jemaat No. 27 - 7 Juli 2013                                                                                                                                           Untuk Kalangan Sendiri


Hai tuan-tuan, berlakulah adil dan jujur terhadap hambamu; ingatlah, kamu juga mempunyai tuan di sorga.
Bertekunlah dalam doa dan dalam pada itu berjaga-jagalah sambil mengucap syukur. Berdoa jugalah untuk kami, supaya Allah membuka pintu untuk pemberitaan kami, sehingga kami dapat berbicara tentang rahasia Kristus, yang karenanya aku dipenjarakan.Dengan demikian aku dapat menyatakannya, sebagaimana seharusnya.Hiduplah dengan penuh hikmat terhadap orang-orang luar, pergunakanlah waktu yang ada. Hendaklah kata-katamu senantiasa penuh kasih, jangan hambar, sehingga kamu tahu, bagaimana kamu harus memberi jawab kepada setiap orang. 
(Kolose 4 : 1 - 4)

Kolose adalah sebuah kota dikawasan Asia kecil; sebelah timur kota Efesus. Meskipun jemaat Kolose bukan didirikan oleh Paulus, tetapi dia mengutus pekerja-pekerja dari Efesus. Di jemaat Kolose pada waktu itu, dijumpai guru palsu yang menekankan bahwa untuk mengenal Tuhan dan diselamatkan dengan sempurna, orang harus menyembah roh-roh, dan hal lain yang bertentangan dengan ajaran Kristus; kesemuanya diluruskan oleh Rasul Paulus.

Inti dari kitab ini ialah bahwa Yesus Kristus berkuasa memberi keselamatan yang sempurna dimana ajaran lainnya malah menjauhkan orang dari Kristus. Paulus juga menekankan bahwa melalui Kristuslah, Tuhan menciptakan dunia ini, dan melalui Kristus pula Tuhan menyelamatkannya.

Paulus menekankan, agar para majikan berlaku jujur dan adil terhadap hamba; sebagaimana Tuhan memperlakukan kita. Jangan memperlakukan hamba-hamba semaunya, dia juga turut serta kita doakan dengan kasih. Jika ada orang yang berbicara, baiklah ia berbicara sebagai orang yang menyampaikan Firman Allah (1 Petrus 4 : 11). Ingat, bahwa hikmat Salomo melebihi hikmat segala bani Timur dan melebihi hikmat untuk jiwamu: jika engkau mendapatkannya, maka ada masa depan, dan harapanmu tidak akan hilang;, yang dalam bahasa Jawa dikatakan: Semono uga kawicaksanan tumraping nyawa. Mulane nduwenana kawicaksanan, nesthi mbesuk uripmu bakal kepenak (Amsal 24 : 14)

Sumber : Suara GKPI
Oleh : Pdt. H. U. M. Gultom

Monday, 1 July 2013

MENGIKUT YESUS TANPA DALIH

Warta Jemaat No. 26 - 30Juni 2013                                                                                                                                          Untuk Kalangan sendiri


Serigala mempunyai liang, burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepalaNya (Mateus 8 : 20). Ungkapan Yesus itu untuk menjawab ahli taurat yang ingin menjadi muridNya. Maknanya ada dua, yaitu bahwa ahli taurat diibaratkannya seperti serigala (ngintip & menerkam) dan burung (memakan tanaman); memiliki wilayah kekuasaan, berbahaya dan tak peduli diluar sejenisnya . Makna kedua, untuk menunjukkan bahwa Yesuslah yang memilih muridNya -bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu (Yohanes 15:16).

Ketika Elia menyerahkan kenabiannya kepada Elisa seraya memberikan jubahnya, Elisa mengatakan ;"biarkanlah aku mencium ayah dan ibuku, lalu aku mengikuti engkau (1 Raja 19 : 20). Lainnya seorang muridNya mengatakan, "Tuhan, izinkanlah aku pergi dahulu menguburkan ayahku". Tetapi Yesus berkata kepadanya ;"Ikutlah Aku dan biarlah orang-orang mati menguburkan orang-orang mati mereka" (Mat. 8 : 22).

Perikop ini mengajak kita, agar warga GKPI Bandung supaya mengikuti Yesus, tidak boleh mencari dalih (mar-sidalian); tak peduli alasan orangtua, keluarga, pangkat, jabatan, harta, arisan, dagang ataupun kesibukan lainnya. Katakan "Ya" dan bangkit segera!, jangan keraskan hatimu!, Ulah basangkal cara karuhun maraneh, ngalawan ka Allah, waktu maranehna ngadoja ka Mantenna di gurun keusik (Ibr 3 : 8).

Sumber : 
Suara GKPI & Impola Jamita HKBP