GKPI Bandung

Visi:GKPI sebagai Persekutuan Rohani dan Agen Perubahan/Pembaharuan.
Misi:GKPI sebagai tubuh Kristus, menjalankan sungguh-sungguh Tri Tugas Panggilan (Apostolat, Pastorat dan Diakonat).


Tuesday, 16 September 2014

JANGAN MENGHAKIMI, TETAPI MENGASIHI!

Warta Jemaat No.37_ 14 September 2014                                                                                                                                 Untuk Kalangan Sendiri


Bacaan Firman : 
Roma 14 : 1 - 12
Terimalah orang yang lemah imannya tanpa mempercakapkan pendapatnya. Yang seorang yakin, bahwa ia boleh makan segala jenis makanan, tetapi orang yang lemah imannya hanya makan sayur-sayuran saja. Siapa yang makan, janganlah menghina orang yang tidak makan, dan siapa yang tidak makan, janganlah menghakimi orang yang makan, sebab Allah telah menerima orang itu. Siapakah kamu, sehingga kamu menghakimi hamba orang lain? Entahkah ia berdiri, entahkah ia jatuh, itu adalah urusan tuannya sendiri.  Tetapi ia akan tetap berdiri, karena Tuhan berkuasa menjaga dia terus berdiri. Yang seorang menganggap hari yang satu lebih penting dari pada hari yang lain, tetapi yang lain menganggap semua hari sama saja. Hendaklah setiap orang benar-benar yakin dalam hatinya sendiri. Siapa yang berpegang pada suatu hari yang tertentu, ia melakukannya untuk Tuhan. Dan siapa makan, ia melakukannya untuk Tuhan, sebab ia mengucap syukur kepada Allah. Dan siapa tidak makan, ia melakukannya untuk Tuhan, dan ia juga mengucap syukur kepada Allah. Sebab tidak ada seorangpun di antara kita yang hidup untuk dirinya sendiri, dan tidak ada seorangpun yang mati untuk dirinya sendiri. Sebab jika kita hidup, kita hidup untuk Tuhan, dan jika kita mati, kita mati untuk Tuhan. Jadi baik hidup atau mati, kita adalah milik Tuhan. Sebab untuk itulah Kristus telah mati dan hidup kembali, supaya Ia menjadi Tuhan, baik atas orang-orang mati, maupun atas orang-orang hidup.Tetapi engkau, mengapakah engkau menghakimi saudaramu? Atau mengapakah engkau menghina saudaramu? Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Allah. Karena ada tertulis: "Demi Aku hidup, demikianlah firman Tuhan, semua orang akan bertekuk lutut di hadapan-Ku dan semua orang akan memuliakan Allah."Demikianlah setiap orang di antara kita akan memberi pertanggungan jawab tentang dirinya sendiri kepada Allah.


Perbedaan iman seseorang dengan lainnya, sungguh banyak dipengaruhi oleh lingkungan, interaksi sosial, budaya ataupun lainnrya. Itulah yang terjadi sehari-hari. Akan tetapi berbeda dengan iman yang dimiliki oleh Abram sehingga ia dijuluki bapak orang beriman. Orang yang beriman adalah orang yang "mempercayai sekalipun bertentangan dengan logika manusia". Dengan imannya yang teguh, perintah Allah dipatuhi Abram meninggalkan negerinya sekalipun belum jelas negeri tujuan [kej. 12:1], Abram mempersembahkan anaknya Ishak menjadi korban bakaran [Kej.22:2] dan sebagainya
Perbedaan paradigma tersebut, telah berdampak perseteruan di Jemaat Roma. Diantaranya berpendapat bahwa makan daging adalah dosa dan juga jika tidak merayakan hari suci di lingkungan bangsa Yahudi adalah dosa! Bahkan orang Yahudi melarang memakan yang tidak bersirip dan tidak bersisik [Im. 11:12], darah [Im. 17:12], ragi [Kel.12:19].

Rasul Paulus mengingatkan orang-orang percaya di Roma tersebut agar menghentikan perdebatan persoalan makanan, termasuk persoalan makanan yang berdarah; karena tidak substansial. Sebaliknya , Yesus mengatakan:"bukan yang masuk kedalam mulut yang menajiskan orang, melainkan yang keluar dari mulut, itulah yang menajiskan orang [Mat 15:10-11, 17-20]". Disamping itu, semua hari-hari adalah baik sebaliknya yang salah adalah bagaimana memanfaatkannya. Jadi kita tidak sependapat menolak hari-hari tertentu.

Dalam perikop ini, tiga ayat yang pertama adalah pemahaman tentang perintah Tuhan, sedangkan sembilan ayat berikutnya adalah alasan agar jangan saling menghakimi diantara sesama !.Rasul Paulus mengingatkan, bahwa menghakimi orang lain, sama halnya pembenaran diri sendiri, sementara status kita dihadapanNya adalah sama; sama-sama dihakimi, jadi tidak ada yang superior. Lagi pula, tidak seorang pun hidup dan mati untuk dirinya sendiri [Rom 14: 7-8], tetapi setiap orang justru bertanggung jawab dihadapanNya [Rom 14:12]. 
Seturut untuk tidak saling menghakimi, adalah indikasi orang yang beriman sebagaimana Abram dan juga bagian implementasi kasih.
Perikop ini menganjurkan, menangani masalah agar tidak berlarut-larut, selesaikanlah dengan cara membudayakan selalu bertanya dan mengkonfirmasikannya terlebih dahulu.

Penulis : Pdt. R.H. Lumbantobing S.Th, MA (Pendeta Resort Khusus GKPI Rawalumbu Bekasi)

No comments:

Post a Comment