GKPI Bandung

Visi:GKPI sebagai Persekutuan Rohani dan Agen Perubahan/Pembaharuan.
Misi:GKPI sebagai tubuh Kristus, menjalankan sungguh-sungguh Tri Tugas Panggilan (Apostolat, Pastorat dan Diakonat).


Monday, 13 August 2012

HIDUP KEKAL DIPEROLEH DENGAN JALAN PERCAYA KEPADA YESUS KRISTUS


Warta No:33-12 Agustus 2012                                                                                                                    Untuk kalangan sendiri
PENDAHULUAN
Apakah yang terlintas dalam pikiran kita ketika kita ditanya “Apakah yang kamu cari dalam hidupmu?” Mungkin sebagian besar orang akan menjawab “kebahagiaan”, namun seringkali kita tidak mengetahui dari mana asal atau sumber kebahagiaan itu, dan bagaimana cara untuk mendapatkannya. Allah telah menyatakan diriNya kepada manusia agar mengerti bahwa Allah begitu memperdulikan mereka - Kedatangan Yesus ke dunia adalah bukti terbesar akan kasih Allah kepada manusia, namun keberadaanNya sering tidak dihiraukan bahkan ada sebagian orang yang tidak menerimaNya. Allah adalah sumber hidup, sumber sukacita, dan kebahagiaan yang kekal (keselamatan) inilah yang ingin Yesus nyatakan dalam kedatanganNya melalui pelayanan hidup, pengajaran dan pengorbananNya di kayu salib. Bagaimana dengan kita, apakah kita termasuk telah menemukan fokus utama tujuan kita yaitu kebahagiaan yang kekal yaitu hidup bersama Allah dalam kekekalan?

Penjelasan Nas
Pada khotbah sebelumnya disebutkan banyak orang yang mencari Yesus. Ada bermacam-macam motivasi orang datang kepada Yesus. Ada yang hanya sekedar ikut-ikutan, ada yang hanya ingin melihat tanda-tanda mujizat yang Ia perbuat, bahkan yang lebih memprihatinkan adalah mereka datang hanya karena roti (makanan duniawi) hal inilah yang terjadi pada konteks nas ini. Yesus mengupas ‘harapan yang salah’ di antara mereka tentang Yesus. Mereka mencari ‘roti’ tetapi tidak nampak tanda ajaib, Artinya yang mereka utamakan adalah berkat duniawi, kemakmuran dalam arti politik. Kalau mereka sungguh-sungguh ingin mengikut Yesus, haruslah mereka lakukan ‘pekerjaan Allah’, artinya menyerahkan diri kepada Dia dengan penuh kepercayaan. Mereka membandingkan Musa dengan Yesus, lalu kata mereka tanda ajaib yang diperbuat oleh Yesus tidak sebesar yang diperbuat oleh Musa. Musa mengaruniakan roti (”manna”) dari surga itu suatu ajaib yang tiada taranya bagi mereka. Lalu Yesus meceritakan adanya roti yang sesungguhnya dari sorga, lalu mereka meminta roti itu.
Yesus menegaskan maksudnya di ayat 35 dengan perkataan “Akulah roti hidup”, Yesus menerangkan bahwa Dialah Manna yang sejati. Ia bukanlah memberi manna, tetapi Dia sendirilah Manna itu. Ia telah turun dari sorga. Karena itu bukan kehendakNya sendiri yang dilakukanNya, melainkan kehendak BapaNya yang di sorga. Dan kehendak Bapa itu ialah “Supaya setiap orang, yang melihat Anak dan percaya kepadaNya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman”. Mendengar itu makin tidak percayalah mereka lalu bersungut-sungut (ay-41, 42).
Orang banyak itu bersungut-sungut disebabkan oleh pengenalan mereka akan Yesus hanyalah dari cerita kemanusiaanNya. Mereka hanya mengenal Yesus sebagai anak Yusuf, dari Nazareth, dan sebagainya. Sehingga dengan pengenalan yang demikian mereka menuduh para pengikut Yesus keterlaluan dalam pengenalan akan Yesus sebagai firman yang menjadi manusia. Namun Yesus menghardik mereka dengan mengatakan: ‘Jangan kamu bersungut-sungut!” Hardikan dan tegoran ini tujuannya adalah untuk mengajak semua orang bagaimana seharusnya dan semestinya mengenal Yesus yang sebenarnya, agar tidak terlalu berpolemik dan beradu argumentasi iman dalam usaha mengenal Yesus yang adalah Roti Surga. Perkataan Yesus itu agar orang Yahudi tidak bersungut-sungut adalah tegoran dan jawaban kepada orang Yahudi atas reaksi dan penolakan orang Yahudi setelah Yesus berbicara kepada mereka bahwa diriNya adalah roti hidup dan roti yang telah turun dari sorga di Kapernaum dalam Bait Allah. Penolakan dari kelompok orang Yahudi pada Yesus  karena ketidakmengertian mereka hanya melihat Yesus hanya secara lahiriah sajat. Orang Yahudi berpendapat, bagaimana mungkin Yesus telah mengatakan bahwa Ia telah turun dari Sorga? Penolakan orang Yahudi kepada Yesus adalah kegagalan mereka serta kesalahan besar dari mereka karena mereka sangat sulit atau tidak mengerti bahwa anak tukang kayu menjadi utusan dari Allah bagi hidup manusia.
Yesus telah menjelaskan kepada mereka bahwa tidak ada orang yang dapat datang kepada Yesus, jikalau tidak dibawa oleh Bapa. Supaya dapat percaya kepada Yesus, harus terjadi perubahan total dalam hati seseorang yang dilakukan oleh Allah Bapa. Tetapi bagi orang percaya jelaslah kepadanya bahwa Yesus ialah ‘roti hidup’. Roti itu lebih dari baik dari manna, karena orang yang makan dari roti itu akan hidup untuk selama-lamanya.

Renungan
Pada masa sekarang ini, banyak orang yang “hidup untuk makan” bukan “makan untuk hidup”. Juga banyak orang yang memfokuskan diri mencari makanan duniawi dibandingkan makanan rohani. Ada juga tipe orang hanya mencari Yesus ketika pergumulan dan persoalan menimpa hidupnya. Setelah ia lepas dari pergumulannya tidak lagi datang kepada Yesus bahkan mengucap syukur pun tidak. Ia datang kepada Yesus hanya ketika ia membutuhkannya. Banyak juga kita lihat yang disebut Kristen’Tomat’ hari Minggu tobat, Senin sampai Sabtu kumat, atau Kristen kapal selam yang sebentar timbul, sebentar tenggelam, yang hanya muncul di gereja pada saat hari-hari besar gereja atau karena ada acara pesta Gereja.
Yesus sendiri mengatakan “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup” (Yoh. 14:6). Artinya hanya dari Yesuslah kita bisa mendapatkan roti yang benar dari surga yang memberikan kita hidup yang kekal. Manna memang menyelamatkan bangsa Israel dari kematian karena kelangkaan makanan. Kematian badani memang dapat dicegah dengan datangnya manna, tetapi kematian rohani masih tetap merajalela. Demikian juga halnya dengan yang terjadi pada saat ini. Tidak ada satu pun sumber kekuatan di muka bumi ini yang dapat memberikan kita hidup kekal. Hanya Yesuslah satu-satunya yang dapat memberikannya - Karena itu tidak ada pilihan lain, jika kita mengarahkan tujuan hidup kita kepada kebahagiaan yang sejati yaitu hidup kekal bersama Yesus, percayalah dengan sepenuh hati kepadaNya. Kita bersyukur dan berterimakasih, karena Tuhan telah memberikan roti untuk kelangsungan hidup kita dalam mempertahankan hidup yang diberikanNya kepada kita. Tanpa roti maka hidup kita ini tidak bisa berlanjut. Hidup yang sebenarnya adalah hidup dalam hubungan yang baru dengan Allah. Hubungan yang baru itu adalah hubungan kepercayaan, ketaatan, dan kasih dan hubungan seperti itu hanya dimungkinkan oleh Yesus Kristus. Lepas dari Yesus Kristus tidak seorangpun yang bisa memasuki hubungan baru itu. Dengan kata lain, tanpa Yesus, kita memang tidak hidup. Oleh karena itu, kalau Yesus adalah Roti hidup kita, maka Ia adalah esensi hidup kita, maka Ia adalah Roti Hidup, untuk itu barang siapa makan daripadaNya, ia tidak akan mati melainkan beroleh hidup selama lamanya, dan roti yang diberikan Tuhan adalah ‘dagingNya’ yang telah diberikanNya bagi dunia ini. Ketika kita merasa lapar maka kita akan makan agar kita memiliki tenaga untuk meneruskan hidup kita. Maka agar kita memiliki kekuatan menghadapi segala tantangan hidup, kuat menghadapi segala pergumulan dan persoalan-persoalan yang ada, percayalah kepada Yesus yang senantiasa akan memberikan kita kekuatan itu sehingga kita bisa sampai kepada kehidupan kekal bersama Tuhan. Amin

Suara GKPI, edisi Juli 2012

Ahu do roti na mangolu, na tuat sian banua ginjang i.
Manang ise na manganhon roti on, i do mangolu salelenglelengna.
Ia roti silehononki, bahen hangoluan ni portibi on, i ma dagingku.
(Yohanes 6 : 51)

No comments:

Post a Comment