Dalam nas ini, umat
Tuhan diajak untuk mematuhi aturan Tuhan. Ketaatan terhadap peraturan Tuhan ini
bukan soal ditangkap atau tidak tetapi menyangkut bagaimana manusia menikmati
hidup ini. Disebutkan, firman Tuhan itu sempurna dan tepat. Aturan Tuhan itu
memang cukup banyak sebagai pengembangan dari Hukum Taurat. Tetapi, aturan itu
tidak usah dihafalkan. Sesungguhnya semuanya itu sudah Tuhan masukkan di dalam
hati setiap orang-orang percaya. Maksudnya, kita sebenarnya sudah tahu akan
firman Tuhan itu, tapi apakah kita mau menjalankan atau tidak. Itu sangat
tergantung pada kemauan hati kita. Bagi setiap orang yang mau merenungkan dan
memberlakukan Taurat Tuhan akan memperoleh manfaat langsung di dalam hidupnya.
Melalui renungan ini ada 4 manfaat bagi kehidupan manusia.
1. Menyegarkan jiwa
memberikan hikmat
Taurat Tuhan itu bukan
sekedar aturan yang menilai benar atau salah. Lebih dalam lagi, firman Tuhan
itu mengingatkan manusia itu pada hakekatnya. Manusia itu adalah gambaran
Allah, manusia itu memiliki jiwa yang Allah kehendaki. Kehendak Allah itu
dituangkan dalam firmanNya yang setiap saat dapat kita nikmati. Firman Tuhan penuh
dengan hikmat yang dapat memberi pengetahuan baru bagi yang berkenan
merenungkannya. Firman Tuhan menyadarkan manusia akan segala perbuatan yang
telah dan akan dilakukan. Mungkin manusia itu sudah jauh melangkah atau
mengejar yang tak bermanfaat, yang hanya melelahkan dirinya sendiri. Manusia
menjadi stress. Atau, manusia itu merasa jenuh menjalani hidup ini karena
menurutnya tidak ada lagi yang baru. Tidak ada lagi pengharapan.
Firman Tuhan mengingatkan manusia yang jauh dari Tuhan, agar berkenan
melepaskan berbagai beban hidupnya. Firman Tuhan juga memberikan hikmat, agar
manusia tahu apa yang perlu dilakukannya. Dengan demikian, manusia itu memiliki
pengharapan baru dan menjadi dinamis dalam hidupnya. Itu sebabnya disebutkan,
firman Tuhan menyegarkan jiwa. Manusia itu di-refresh dari stressnya. Orang
yang merenungkan firman Tuhan akan memperoleh kesegaran jiwa.
2. Menyukakan hati
membuat mata bercahaya
Tuhan memberikan hati bagi manusia, supaya manusia bertindak (bekerja,
melayani, berbuat sesuatu) didorong oleh hati itu. Semua firman Tuhan itu sudah melekat dalam hati manusia
itu. Itu sebabnya, firman Tuhan itu menyukakan hati manusia. Manusia
memberlakukan firman Tuhan sehingga membuat kita bersukacita. Hati yang
bersukacita akan terpancar melalui wajah/mata kita.
3. Takut akan Tuhan
Orang yang takut akan Tuhan adalah orang yang malu melakukan dosa, yang
bertentangan dengan kehendak Tuhan. Ia bebas dari kungkungan dosa, merdeka,
melampaui hidup duniawi, hidup yang penuh sukacita. Ia berkenan bagi Tuhan.
Hidup yang demikian disebutkan lebih indah dari pada emas, bahkan dari pada
banyak emas tua; dan lebih manis dari pada madu, bahkan dari pada madu tetesan
dari sarang lebah.’
4. Bebas dari yang tak
disadari
Tuhan sesungguhnya memberikan manusia kesadaran. Tindakan yang dilakukan
dengan penuh kesadaran akan memberi manfaat bagi dirinya sendiri dan orang
lain. Tetapi perbuatan yang tidak disadari dapat menimbulkan kekacauan. Kacau
karena terjadi kesalahan, kesesatan, tidak sopan, dapat menyakiti orang lain.
Kesalahan yang tidak disadari sebenarnya bisa dimaafkan orang lain. Tetapi
kesalahan yang berulang-ulang apalagi menyakiti orang lain tentu sangat
berbahaya. Suatu saat, orang yang tersakiti itu akan menegur orang yang
melakukan kesalahan itu. Namun, karena ia tidak sadar akan kesalahannya, maka
ia tidak akan pernah mengakuinya. maka terjadilah ‘perang argumen’. Firman ini
mengungkapkan, orang yang diterangi firman Tuhan akan bebas dari kesesatan yang
tidak disadari.
Dengan demikian, orang-orang yang taat pada peraturan, Taurat Tuhan akan
hidup dengan dinamis, memperoleh kehendak hatinya, tidak berbuat dosa, dan
bebas dari kesesatan. Ia hidup dalam
anugerah Tuhan. Ia menikmati manisnya kehidupan ini. Hidup ini menjadi indah.
Pemazmur mulanya memandang
kehidupan dunia ini penuh pergumulan; kegelisahan, tak terpuaskan, bagaikan
tanah yang tandus dan kering, tanpa pengharapan. Pemazmur sadar, bahwa hidup
yang demikian akibat manusia tidak taat pada firman Tuhan. Pemazmur bersaksi,
bahwa hanya ketaatan pada firman Tuhanlah maka manusia ciptaanNya dapat
mengalami kesegaran jiwa dan hati yang penuh sukacita.
Kesaksian pemazmur ini
mengajak kita juga untuk hidup dalam firman Tuhan. Kita mau membaca,
merenungkan dan memberlakukan firman Tuhan di dalam seluruh kehidupan kita,
sebab firman Tuhan itu bagaiman emas yang indah dan lebih manis dari madu. AMIN
Suara GKPI, edisi September 2012
“ … Adalah lebih berbahagia memberi
dari pada menerima ”
(Kisah Para Rasul 20:35)