GKPI Bandung

Visi:GKPI sebagai Persekutuan Rohani dan Agen Perubahan/Pembaharuan.
Misi:GKPI sebagai tubuh Kristus, menjalankan sungguh-sungguh Tri Tugas Panggilan (Apostolat, Pastorat dan Diakonat).


Saturday, 22 September 2012

PEMBALASAN ADALAH HAK TUHAN



Warta Jemaat No:39-23 September 2012                                                                                                  Untuk Kalangan Sendiri

Memberitakan firman Tuhan bukanlah pekerjaan yang ringan, enteng dan mudah. Sebab menyatakan firman Tuhan adalah menyatakan kebenaran, menyatakan hal yang bertentangan dengan keinginan atau hasrat manusia dan yang sering mendapat reaksi negatif dari manusia itu sendiri. Manusia tidak selalu bersikap positif dalam merespon kebenaran yang kita sampaikan sekalipun itu adalah firman Tuhan. Kebenaran yang kita sampaikan kadangkala mendatangkan hujatan dan siksaan terhadap diri sendiri. Hal itu juga pernah dialami oleh nabi Yeremia, ketika ia diutus Tuhan menyampaikan firmanNya ke tengah-tengah bangsa Israel.
Nabi Yeremia berasal dari Anatot, keturunan seorang imam dan telah dipanggil Tuhan sejak dari kandungan ibunya. Ia adalah seorang nabi yang jujur, tulus dan polos. Ia memberitakan Firman Tuhan dengan berani kepada bangsa Yehuda. Tetapi pada kenyataannya orang Yehuda bukannya mendengarkan Firman Tuhan yang disampaikannya, melainkan mereka malah bersekongkol untuk melakukan persepakatan jahat kepada Yeremia. Nabi Hananya dan nabi Pashur yang dikenal sebagai nabi palsu, pernah merencanakan kejahatan untuk menyiksa dan membunuh nabi Yeremia. Hal yang sama juga dari saudara-saudaranya dari kampung Anatot.

II. PENJELASAN
Yehuda mengingkari perjanjiannya kepada Allah dengan pergi beribadah kepada ilah lain. Nas khotbah ini terdiri dari satu perikop yang lebih besar yaitu ayat 18-23 dengan topik “nyawa Yeremia terancam di Anatot” dan pasal 11 ini terdiri dari 2 perikop. Satu perikop lagi, ayat 1-17, perikop yang mendahului nas khotbah ini, yaitu pemberitahuan tentang adanya perjanjian antara Allah dengan Israel yang telah diingkari oleh bangsa Israel. Yeremia menyampaikan kepada Yehuda bahwa pada waktu yang lalu, nenek moyang Israel telah mengikat perjanjian dengan Allah. Israel telah mengingkari perjanjian itu. Israel telah melakukan pelanggaran yang sama dengan nenek-moyangnya ketika di padang gurun Sinai, mereka mengikuti allah lain dan beribadah kepadanya. Pada jaman Yeremia, Israel menolak mendengarkan dan melakukan Firman Tuhan, mereka lebih suka beribadah kepada ilah lain. Karena itu Tuhan akan mendatangkan hukuman terhadap Israel.
Tuhan memberitahukan kepada Yeremia peristiwa yang akan terjadi sehubungan dengan kejahatan Israel. Hukuman itu merupakan tindakan Tuhan karena Israel telah meninggalkan Tuhan. Itulah sebabnya Yeremia dengan berani dan tegas memberitakan dan menyatakan Firman Tuhan kepada Israel. Hal yang akan terjadi itu adalah Tuhan akan mendatangkan hukuman kepada Israel oleh karena mereka telah meninggalkan Tuhan dengan pergi beribadah dan menyembah baal. Tuhan juga memberitahukan bahwa semua bangsa Yehuda dan penduduk Yerusalem akan membenci Yeremia dan bersekongkol untuk merencanakan pembunuhannya. Tuhan juga memberitahukan bahwa Israel telah menolak FirmanNya, mereka tidak mau mendengarkan firman Tuhan. Itulah kejahatan dan kedegilan bangsa Israel.
Nabi Yeremia agak berbeda dari nabi-nabi lainnya. Dialah salah satu nabi yang sangat menderita dan karena penderitaannya (ay. 19), para ahli PL menjadikannya sebagai prototipe bagi Kristus dalam PB. Yeremia menderita oleh persekongkolan saudara-saudaranya. Ia dipahami ibarat seekor anak domba jinak yang dibawa untuk disembelih, demikianlah bangsa Yehuda bersepakat untuk membinasakan dan melenyapkan nabi Yeremia. Hal lain yang penting diungkapkan disini adalah kejahatan bangsa Yehuda yang tidak hanya menolak Allah tetapi juga menolak semua hamba-hambaNya. Mereka merancang kejahatan untuk melenyapkan Yeremia karena mereka memahami bahwa Yeremia itu adalah nabi palsu. Bagi Yehuda nabi yang benar itu adalah nabi yang menyatakan hal-hal yang menyenangkan telinga pendengar, sedangkan nabi Yeremia menyatakan Firman Tuhan yang memberitahukan akan datangnya hukuman dan kecaman yang tajam atas kejahatan yang mereka perbuat. Itulah sebabnya Yeremia ditolak, Firman Tuhan ditolak dan merupakan suatu sikap penolakan kepada Allah.
Tuhan menghakimi dengan adil dan yang dapat menguji batin dan hati. Dalam kalimat terakhir di ayat 20, Yeremia mengatakan “sebab kepadaMulah kuserahkan perkaraku”. Yeremia memahami penderitaan yang akan terjadi pada dirinya. Yeremia mengetahui rancangan kejahatan dari bangsa Yehuda kepada dirinya atas pemberitaan firman Tuhan yang telah disampaikannya. Atas semua tindakan dan rancangan bangsa Yehuda dan Israel tersebut, Yeremia hanya menyerahkan semua perkara itu kepada Tuhan. Yeremia tahu dan sadar bahwa dirinya tidak akan mampu melawan bangsa Yehuda dan Israel, dia juga sadar bahwa dirinya bukanlah diutus untuk melawan mereka. Yeremia juga tahu bahwa hanya Tuhanlah yang patut menghakimi. Tuhan adalah Allah yang menghakimi dengan adil, keadilanNya ialah tindakanNya yang benar dalam mengambil keputusan, tindakanNya yang menghukum dengan tepat, tindakanNya dalam penghukuman itu bertujuan yang baik.

III. RENUNGAN
Kejahatan bangsa Israel (Yehuda) kepada Tuhan ialah ketidakmauan bangsa Israel mendengarkan firman Tuhan dan ketidaksetiaannya beribadah kepada Tuhan sesuai isi dan inti perjanjian. Hari ini, mereka beribadah kepada Tuhan, besok hari mereka beribadah lagi kepada ilah lain. Israel telah berjanji bahwa mereka hanya beribadah kepada Tuhan saja (Yos. 24:15, Kel. 20:3-5). Ternyata mereka beribadah juga kepada ilah-ilah lain. Perlu direnungkan arti kata “kesetiaan” dalam hidup beriman. Nas ini mengingatkan kita akan pentingnya kata “kesetiaan” itu untuk diwujudkan oleh orang percaya kepada Tuhan.
Penderitaan yang dialami oleh Yeremia merupakan gambaran akan tantangan yang selalu dihadapi oleh orang-orang percaya kepada Tuhan. ketika kita dipanggil Tuhan untuk menyatakan kebenaran, kita harus juga selalu bersiap diri untuk menghadapi tantangan sebagai akibat pemberitaan itu. Tetapi perlu kita sadari bahwa Tuhan akan memberi kekuatan kepada kita ketika menghadapi penderitaan.
Tuhan itu adil, Ia menguji batin dan hati. Artinya Tuhan itu selalu benar, tepat dan baik dalam mengambil suatu tindakan dan keputusan. Jika Tuhan menghukum atau jika Tuhan menyelamatkan dan mengampuni, di dalamnya Tuhan selalu adil. Karena itu, kita diharapkan agar tetap beriman yang teguh kepadaNya, sekaligus mempersiapkan diri untuk tetap kuat dalam menghadapi tantangan hidup. Amin!
Suara GKPI, edisi September 2012

“Tetapi Tuhan adalah setia. Ia akan menguatkan hatimu
dan memelihara kamu terhadap yang jahat.”
                                                                 (2 Tesalonika 3:3)

No comments:

Post a Comment