Warta Jemaat No:39-23 September 2012 Untuk Kalangan Sendiri
Memberitakan firman Tuhan bukanlah pekerjaan yang ringan,
enteng dan mudah. Sebab menyatakan firman Tuhan adalah menyatakan kebenaran,
menyatakan hal yang bertentangan dengan keinginan atau hasrat manusia dan yang
sering mendapat reaksi negatif dari manusia itu sendiri. Manusia tidak selalu
bersikap positif dalam merespon kebenaran yang kita sampaikan sekalipun itu
adalah firman Tuhan. Kebenaran yang kita sampaikan kadangkala mendatangkan
hujatan dan siksaan terhadap diri sendiri. Hal itu juga pernah dialami oleh
nabi Yeremia, ketika ia diutus Tuhan
menyampaikan firmanNya ke tengah-tengah bangsa Israel.
Nabi Yeremia berasal dari Anatot, keturunan seorang imam dan telah
dipanggil Tuhan sejak dari kandungan ibunya. Ia adalah seorang nabi yang jujur,
tulus dan polos. Ia memberitakan Firman Tuhan dengan berani kepada bangsa
Yehuda. Tetapi pada kenyataannya orang Yehuda bukannya mendengarkan Firman
Tuhan yang disampaikannya, melainkan mereka malah bersekongkol untuk melakukan
persepakatan jahat kepada Yeremia.
Nabi Hananya dan nabi Pashur yang dikenal sebagai nabi palsu,
pernah merencanakan kejahatan untuk menyiksa dan membunuh nabi Yeremia. Hal yang sama
juga dari saudara-saudaranya dari kampung Anatot.
II. PENJELASAN
Yehuda
mengingkari perjanjiannya kepada Allah dengan pergi beribadah kepada ilah lain.
Nas khotbah ini terdiri dari satu perikop yang lebih besar yaitu ayat 18-23
dengan topik “nyawa Yeremia terancam di Anatot” dan pasal 11 ini terdiri dari 2
perikop. Satu perikop lagi, ayat 1-17, perikop yang mendahului nas khotbah ini,
yaitu pemberitahuan tentang adanya perjanjian antara Allah dengan Israel yang
telah diingkari oleh bangsa Israel. Yeremia menyampaikan kepada Yehuda bahwa
pada waktu yang lalu, nenek moyang Israel telah mengikat perjanjian dengan
Allah. Israel telah mengingkari perjanjian itu. Israel telah melakukan
pelanggaran yang sama dengan nenek-moyangnya ketika di padang gurun Sinai,
mereka mengikuti allah lain dan beribadah kepadanya. Pada jaman Yeremia, Israel menolak mendengarkan
dan melakukan Firman Tuhan, mereka lebih suka beribadah kepada ilah lain.
Karena itu Tuhan akan mendatangkan hukuman terhadap Israel.
Tuhan
memberitahukan kepada Yeremia
peristiwa yang akan terjadi sehubungan dengan kejahatan Israel. Hukuman itu
merupakan tindakan Tuhan karena Israel telah meninggalkan Tuhan. Itulah
sebabnya Yeremia dengan berani dan
tegas memberitakan dan menyatakan Firman Tuhan kepada Israel. Hal yang akan
terjadi itu adalah Tuhan akan mendatangkan hukuman kepada Israel oleh karena
mereka telah meninggalkan Tuhan dengan pergi beribadah dan menyembah baal.
Tuhan juga memberitahukan bahwa semua bangsa Yehuda dan penduduk Yerusalem akan
membenci Yeremia dan bersekongkol
untuk merencanakan pembunuhannya. Tuhan juga memberitahukan bahwa Israel telah
menolak FirmanNya, mereka tidak mau mendengarkan firman Tuhan. Itulah kejahatan
dan kedegilan bangsa Israel.
Nabi Yeremia agak berbeda dari nabi-nabi
lainnya. Dialah salah satu nabi yang sangat menderita dan karena penderitaannya
(ay. 19), para ahli PL menjadikannya sebagai prototipe bagi Kristus dalam PB. Yeremia menderita oleh persekongkolan
saudara-saudaranya. Ia dipahami ibarat seekor anak domba jinak yang dibawa
untuk disembelih, demikianlah bangsa Yehuda bersepakat untuk membinasakan dan
melenyapkan nabi Yeremia. Hal lain
yang penting diungkapkan disini adalah kejahatan bangsa Yehuda yang tidak hanya
menolak Allah tetapi juga menolak semua hamba-hambaNya. Mereka merancang
kejahatan untuk melenyapkan Yeremia
karena mereka memahami bahwa Yeremia
itu adalah nabi palsu. Bagi Yehuda nabi yang benar itu adalah nabi yang
menyatakan hal-hal yang menyenangkan telinga pendengar, sedangkan nabi Yeremia menyatakan Firman Tuhan yang
memberitahukan akan datangnya hukuman dan kecaman yang tajam atas kejahatan
yang mereka perbuat. Itulah sebabnya Yeremia
ditolak, Firman Tuhan ditolak dan merupakan suatu sikap penolakan kepada Allah.
Tuhan
menghakimi dengan adil dan yang dapat menguji batin dan hati. Dalam kalimat
terakhir di ayat 20, Yeremia mengatakan
“sebab kepadaMulah kuserahkan perkaraku”. Yeremia
memahami penderitaan yang akan terjadi pada dirinya. Yeremia mengetahui rancangan kejahatan dari bangsa Yehuda kepada
dirinya atas pemberitaan firman Tuhan yang telah disampaikannya. Atas semua
tindakan dan rancangan bangsa Yehuda dan Israel tersebut, Yeremia hanya menyerahkan semua perkara itu kepada Tuhan. Yeremia tahu dan sadar bahwa dirinya
tidak akan mampu melawan bangsa Yehuda dan Israel, dia juga sadar bahwa dirinya
bukanlah diutus untuk melawan mereka. Yeremia
juga tahu bahwa hanya Tuhanlah yang patut menghakimi. Tuhan adalah Allah yang
menghakimi dengan adil, keadilanNya ialah tindakanNya yang benar dalam
mengambil keputusan, tindakanNya yang menghukum dengan tepat, tindakanNya dalam
penghukuman itu bertujuan yang baik.
III. RENUNGAN
Kejahatan
bangsa Israel (Yehuda) kepada Tuhan ialah ketidakmauan bangsa Israel
mendengarkan firman Tuhan dan ketidaksetiaannya beribadah kepada Tuhan sesuai
isi dan inti perjanjian. Hari ini, mereka beribadah kepada Tuhan, besok hari
mereka beribadah lagi kepada ilah lain. Israel telah berjanji bahwa mereka
hanya beribadah kepada Tuhan saja (Yos.
24:15, Kel. 20:3-5). Ternyata mereka beribadah juga kepada ilah-ilah lain.
Perlu direnungkan arti kata “kesetiaan” dalam hidup beriman. Nas ini
mengingatkan kita akan pentingnya kata “kesetiaan” itu untuk diwujudkan oleh
orang percaya kepada Tuhan.
Penderitaan
yang dialami oleh Yeremia merupakan
gambaran akan tantangan yang selalu dihadapi oleh orang-orang percaya kepada
Tuhan. ketika kita dipanggil Tuhan untuk menyatakan kebenaran, kita harus juga
selalu bersiap diri untuk menghadapi tantangan sebagai akibat pemberitaan itu.
Tetapi perlu kita sadari bahwa Tuhan akan memberi kekuatan kepada kita ketika
menghadapi penderitaan.
Tuhan
itu adil, Ia menguji batin dan hati. Artinya Tuhan itu selalu benar, tepat dan
baik dalam mengambil suatu tindakan dan keputusan. Jika Tuhan menghukum atau
jika Tuhan menyelamatkan dan mengampuni, di dalamnya Tuhan selalu adil. Karena
itu, kita diharapkan agar tetap beriman yang teguh kepadaNya, sekaligus
mempersiapkan diri untuk tetap kuat dalam menghadapi tantangan hidup. Amin!
Suara GKPI, edisi
September 2012
“Tetapi Tuhan
adalah setia. Ia akan menguatkan hatimu
dan memelihara kamu terhadap yang jahat.”
(2 Tesalonika
3:3)
No comments:
Post a Comment