GKPI Bandung

Visi:GKPI sebagai Persekutuan Rohani dan Agen Perubahan/Pembaharuan.
Misi:GKPI sebagai tubuh Kristus, menjalankan sungguh-sungguh Tri Tugas Panggilan (Apostolat, Pastorat dan Diakonat).


Tuesday, 26 August 2014

DIPAIMBARU HAMUBAON NI PINGKIRAN

Warta Jemaat No. 34-24 Agustus 2014                                                                                                                                   Untuk Kalangan Sendiri


Bacaan Firman:
Roma 12 : 1 - 8
Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.Berdasarkan kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, aku berkata kepada setiap orang di antara kamu: Janganlah kamu memikirkan hal-hal yang lebih tinggi dari pada yang patut kamu pikirkan, tetapi hendaklah kamu berpikir begitu rupa, sehingga kamu menguasai diri menurut ukuran iman, yang dikaruniakan Allah kepada kamu masing-masing. Sebab sama seperti pada satu tubuh kita mempunyai banyak anggota, tetapi tidak semua anggota itu mempunyai tugas yang sama,demikian juga kita, walaupun banyak, adalah satu tubuh di dalam Kristus; tetapi kita masing-masing adalah anggota yang seorang terhadap yang lain. Demikianlah kita mempunyai karunia yang berlain-lainan menurut kasih karunia yang dianugerahkan kepada kita: Jika karunia itu adalah untuk bernubuat baiklah kita melakukannya sesuai dengan iman kita.Jika karunia untuk melayani, baiklah kita melayani; jika karunia untuk mengajar, baiklah kita mengajar;jika karunia untuk menasihati, baiklah kita menasihati.  Siapa yang membagi-bagikan sesuatu, hendaklah ia melakukannya dengan hati yang ikhlas; siapa yang memberi pimpinan, hendaklah ia melakukannya dengan rajin; siapa yang menunjukkan kemurahan, hendaklah ia melakukannya dengan sukacita. 

Dipatupa Apostel Paulus surat on tu huria Rom, ala hatiha i ndang tingkos pamuji-mujion tu Debata dohot alani pangalaho na bersifat egois. Alani i gabe dipaingot Apostel Paulus ma huria i, didok; pasangap hamu ma Debata marhite-hite dagingmuna dohot marhite-hite tondimuna; ai Debata do nampuna i [1 Kor 6:20]

Pangantusion ni halak Batak, adong do dua bagian hajolma-on, ima daging {soma} dohot tondi {jiwa); nidokna dichotomy, marhite i do, umbahen adong hata ni natua-tua, molo tung pe manarita daging muna, unang ma dohot tondi muna! Alai pangantuion ni bangso Gorik [Yunani] adong do tolu, ima nidokna trichotomy: daging {soma}, jiwa {psyche} dohot roh {pneuma}. Jadi pangantusion ni daging ndang holan sibuk {sarx}. Daging i, ima inganan ni sude hadirion ni manisia. Di daging i ma mian : hagiot, hosa, roha dohot pingkiran. Ido umbahen didok Jesus : Sihaholonganmu do Tuhan Debatam sian nasa ate-atem, sian nasa hosam dohot sian nasa roham ! [Mat 22:37]

Disosohon Apostel Paulus muse, asa unang sarombang [sadalan] hita dohot portibion on. Ndada holan asa holang hita dohot portibi on, alai na hut do pasidinghon hagiot ni portibi on. Ndang holan asa tundal dohot portibi on, alai naeng do hasogohon hagiot ni portibi. Jala ndang holan asa alo roha tu na jahat, alai na hut do ulahonon na denggan. Mardomu tu pangantusion hajolmaon ni halak Batak dohot bangso Yunani, hamubaon ni roha dimulai sian hamubaon ni pingkiran [paragidma=cara pandang] na tarida sian pambahenan; jadi porlu perubahan paradigma !

Jala diondolhon Apostel Paulus, mangula ma hita dibagasan silehon-lehon na tajalo[talenta], molo pangajari hita, tapangke ma talenta i mangajari. Molo parende do hita, ringgas ma hita mar-ari Kamis, asa tapuji Debata jala taendehon barita na uli laho pararathon hamulion-Na.

Diondolhon turpuk on, haserepon dohot holong ni roha; ima songon pelean na mangolu, unang diela-ela portibi on hita asa unang rumar parsombaonta tu Debata. Godang do tajalo pasu-pasu sian Debata dalan mangulahon lomo ni rohaNa. Dibohali Debata do hita patoguhon haporseaonta tu Ibana, marhite ragam ni hatuaon na tajalo sian Ibana. Di hurianta GKPI, "sadama' hita, lumobi manghalashon na mar JUBILEUM 50 Taon di tano on.

Sumber: Pdt. Dian Hutabarat STh & Pdt. Darwin Lumbantobing

 

Wednesday, 20 August 2014

TUHAN MEMERINTAH DENGAN ADIL

Warta Jemaat No. 33_17Agustus 2014                                                                                                                                          Untuk Kalangan Sendiri

Bacaan Firman:
Mazmur 67 : 2 - 8
Untuk pemimpin biduan. Dengan permainan kecapi. Mazmur. Nyanyian. (67-2) Kiranya Allah mengasihani kita dan memberkati kita, kiranya Ia menyinari kita dengan wajah-Nya, Sela Supaya jalan-Mu dikenal di bumi, dan keselamatan-Mu di antara segala bangsa. Kiranya bangsa-bangsa bersyukur kepada-Mu, ya Allah; kiranya bangsa-bangsa semuanya bersyukur kepada-Mu. Kiranya suku-suku bangsa bersukacita dan bersorak-sorai, sebab Engkau memerintah bangsa-bangsa dengan adil, dan menuntun suku-suku bangsa di atas bumi. Sela  Kiranya bangsa-bangsa bersyukur kepada-Mu, ya Allah, kiranya bangsa-bangsa semuanya bersyukur kepada-Mu. Tanah telah memberi hasilnya; Allah, Allah kita, memberkati kita.  Allah memberkati kita; kiranya segala ujung bumi takut akan Dia! 


Kemerdekaan negara kita Republik Indonesia yang ke-69 saat ini, haruslah dipandang sebagai anugerah, sekalipun penuh dengan perjuangan oleh para pendahulu kita. Akan tetapi, meskipun perjuangan penuh dengan pertumbuhan darah, harus pula diyakini bahwa kemerdekaan adalah karena pemberian Tuhan, bukan atas jerih payah. Memperoleh kemerdekaan - bukanlah semudah membalikkan telapak tangan, tetapi adalah atas anugerah Tuhan!

Sebagaimana pelepasan dari kuasa iblis di Tapanuli Utara - saat orang Batak mengenal Kristus melalui Nomensen; yang dijuluki dengan apostel orang Batak -sama halnya dengan anugerah kepada negara kita yang bebas dari penjajahan. Karenanya, dengan anugerah yang kita terima, bukankah kita harus bersyukur?

Kehidupan berbangsa dan bernegara, tanpa membedakan suku, ras dan golongan haruslah dilaksanakan dengan pemerintahan yang berkeadilan, sebagaimana dikatakan oleh raja Daud; apabila seorang memerintah manusia  dengan  adil, memerintah dengan takut akan Allah. Ia bersinar seperti fajar diwaktu pagi, pagi yang tidak berawan [2 Samuel 23:3b -4a]. Adil berarti memberi dan menerima sesuai dengan haknya tanpa diskriminasi. Memerintah dengan adil hanya terjadi jika dilaksanakan dengan jujur. Sedangkan dikatakan jujur bilamana: jika ya, hendaklah kamu katakan ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat [Mat. 5:37]

Kita adalah bagian dari bangsa, yang turut membangun, menumbuh-kembangkan hingga tercapai sebuah negara yang adil dan makmur, tegaknya keadilan dan HAM, serta memelihara keutuhan bernegara. Jika anda pengikut Kristus, sudahkah penguasa negara kita ini berbuat adil sebagaimana Allah memerintah dengan adil?

Ingatlah bahwa: there I will stand as Guardian of my motherland-disanalah aku berdiri jadi pandu ibuku; tetapi dalam penyertaan berkat Tuhan: Seturut dengan itu, Tuhan memberkati engkau dan melindungi engkau [Bil 6:24] Tuhan menyinari engkau dengan wajahNya dan memberi engkau kasih karunia [Bil 6:25] Tuhan menghadapkan wajahNya kepamu dan memberi engkau damai sejahtera [Bil 6:26]!. Itu artinya, bahwa Allah senantiasa memandang kita, kita harus ada kerinduan untuk berbuat kepada Tuhan, biarlah hidup kita dalam tuntunan Tuhan.

Sumber: Pdt. Ramli S. N. MTh & Pdt Daniel Taruli Asi Harahap
 

Sunday, 10 August 2014

JANGAN TAKUT TUHAN MENYERTAIMU

Warta Jemaat No. 32-10 Agustus 2014                                                                                                                                                   Untuk Kalangan Sendiri

Bacaan Firman:
Matius 14: 22 - 33
Sesudah itu Yesus segera memerintahkan murid-murid-Nya naik ke perahu dan mendahului-Nya ke seberang, sementara itu Ia menyuruh orang banyak pulang.Dan setelah orang banyak itu disuruh-Nya pulang, Yesus naik ke atas bukit untuk berdoa seorang diri. Ketika hari sudah malam, Ia sendirian di situ. Perahu murid-murid-Nya sudah beberapa mil jauhnya dari pantai dan diombang-ambingkan gelombang, karena angin sakal. Kira-kira jam tiga malam datanglah Yesus kepada mereka berjalan di atas air.Ketika murid-murid-Nya melihat Dia berjalan di atas air, mereka terkejut dan berseru: "Itu hantu!", lalu berteriak-teriak karena takut.Tetapi segera Yesus berkata kepada mereka: "Tenanglah! Aku ini, jangan takut!" Lalu Petrus berseru dan menjawab Dia: "Tuhan, apabila Engkau itu, suruhlah aku datang kepada-Mu berjalan di atas air." Kata Yesus: "Datanglah!" Maka Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air mendapatkan Yesus. Tetapi ketika dirasanya tiupan angin, takutlah ia dan mulai tenggelam lalu berteriak: "Tuhan, tolonglah aku!" Segera Yesus mengulurkan tangan-Nya, memegang dia dan berkata: "Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?"
Lalu mereka naik ke perahu dan anginpun redalah. Dan orang-orang yang ada di perahu menyembah Dia, katanya: "Sesungguhnya Engkau Anak Allah." 


Sesungguhnya esensi dan subtansi perikop ini adalah DOA, dimana Yesus memanggil ke-12 muridNya, lalu mengutusnya mencari domba yang hilang, memberitakan bahwa "Kerajaan Surga sudah dekat", hingga mengutusnya ketengah serigala. Pekerjaan yang akan dilakukan muridNya, dapat dibayangkan sungguh tertekan karena akan berhadapan dengan serigala yang senantiasa mengintai menerkan. Itu artinya, kuasa dunia tidak akan bisa menghadapinya kecuali atas penyertaan Tuhan!. Untuk menghadapi serigala itu, Yesus mengingatkan hendaknya kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati [Yoh. 10:12].

Untuk membekali muridNya, Yesus menyampaikan berbagai perumpamaan saat naik perahu tentang benih: [1] tidak tumbuh secara sempurna, yang akhirnya mati [2] gandum/padi tumbuh tapi dihimpit oleh tumbuhan lain [3]biji sesawi yang kemudian menjadi  tempat burung bersangkar [4] ragi yang diaduk ke tepung dan menjadi khamir [5] harta terpendam di ladang dan ladang dibeli agar tidak kehilangan harta [6] pedagang menjual semua hartanya untuk membeli mutiara [7] pukat untuk menjaring ikan; lalu ikan yang baik dipisahkan [Matius 13:47-48].

Ketika mengutus muridNya, Dia pun sambil mengajar dan mengatakan: tidak seorangpun mengenal Anak selain Bapa, dan sebaliknya tidak seorangpun mengnal Bapa selain Anak. Ditekankan juga, bahwa dalam hidup ini, kita harus senantiasa berdoa kepada Allah Bapa [.....] janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki {Matius 26:39}.

Konsekuensi pemberita Kerajaan Sorga [1] kita menerima Yesus [2] mengenal Yesus, [3] melakukan kehendak Yesus, [4] memberitakan Kerajaan Sorga; yang kesemuanya harus bersesuaian dengan perilaku kita. Sebagaimana dalam epistel minggu ini - selaku abdi Tuhan - kita senantiassa harus percayai - kapan saja dan dimana saja - kita selalu dalam penyertaanNya baik secara fisik, mental, maupun rohani. Terkait dengan situasi inilah Tuhan Yesus menegur Petrus karena takut tenggelam saat bersamaNya di perahu, dikatakan: hai orang yang kurang percaya, kenapa engkau bimbang?. Teguran ini sangatlah esensial, bahwa sikap bimbang akan menghambat meraih tujuan. Adakah DOA anda yang tidak dikabulkan?`

Sumber : Pdt. Dr. H. R. Panjaitan & Pdt. Dr. Fritz Sihombing. 

Saturday, 2 August 2014

DATANGLAH KEPADA TUHAN SUPAYA KAMU HIDUP

Warta Jemaat No. 31 _ 3 Agustus 2014                                                                                                                                         Untuk Kalangan sendiri

Bacaan Firman :Yesaya 55 : 1 - 5
Ayo, hai semua orang yang haus, marilah dan minumlah air, dan hai orang yang tidak mempunyai uang, marilah! Terimalah gandum tanpa uang pembeli dan makanlah, juga anggur dan susu tanpa bayaran! Mengapakah kamu belanjakan uang untuk sesuatu yang bukan roti, dan upah jerih payahmu untuk sesuatu yang tidak mengenyangkan? Dengarkanlah Aku maka kamu akan memakan yang baik dan kamu akan menikmati sajian yang paling lezat. Sendengkanlah telingamu dan datanglah kepada-Ku; dengarkanlah, maka kamu akan hidup! Aku hendak mengikat perjanjian abadi dengan kamu, menurut kasih setia yang teguh yang Kujanjikan kepada Daud.Sesungguhnya, Aku telah menetapkan dia menjadi saksi bagi bangsa-bangsa, menjadi seorang raja dan pemerintah bagi suku-suku bangsa; sesungguhnya, engkau akan memanggil bangsa yang tidak kaukenal, dan bangsa yang tidak mengenal engkau akan berlari kepadamu, oleh karena TUHAN, Allahmu, dan karena Yang Mahakudus, Allah Israel, yang mengagungkan engkau. 


Ketika situasi bermasalah kita akan berupaya mencari solusinya. Banyak cara tapi opsinya hanyalah bagaimana mengupayakan agar kita menjadi pemenang. Perikop ini mengingatkan kita untuk beroleh keselamatan, pembebasan yang prosesnya dengan kebenaran dan keadilan. Keselamatan diberi secara cuma-cuma agar kita menjadi saksi tentang kebaikan dan Kasih Tuhan.

Dalam perikop Deutero Yesaya ini (pasal 40 - 55, disebut Deutero; bagian II Yesaya), mengisahkan penebusan umat Tuhan pasca pembuangan Babel, dimana Allah menawarkan kemurahan hatiNya secara cuma-cuma. Keselamatan secara cuma-cuma, ibarat bagaimana Allah menundang orang agar hadir dalam Perjamuan Kudus. Dengarkanlah Aku, maka kamu akan menikmati sajian yang paling lezat. Sendengkanlah telingamu dan datanglah kepadaKu; dengarkanlah maka kamu akan hidup! Aku hendak mengikat perjanjian abadi dengan kamu, menurut kasih setia yang teguh yang Kujanjikan kepada Daud! Sajian lezat yang ditawarkan : anggur melambangkan Injil yang menyukakan dan menyegarkan jiwa, susu menunjukkan sifatnya yang memberikan pertumbuhan Tubuh {1 Petrus 2:2}.

Hanya ada dua syarat agat kita beroleh hidup yang kekal, yaitu bertobat dan bersedia (beriman) untuk datang kepada Juru Slamat, yaitu Tuhan Yesus Kristus, dimana pada hari terakhir, Yesus berdiri dan berseru:"barangsiapa haus baiklah ia datang kepadaKu dan minum (Yoh 7: 37)
Yesaya mengingatkan agar kita senantiasa taat kepada Tuhan:"tetapi jika engkau tidak mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dan tidak melakukan dengan setia setiap perintah dan ketetapan-Nya, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, maka segala kutuk ini akan datang kepadamu dan mencapai engkau" {Ulangan 28:15}.

Ada 5 hal yang perlu kita renungkan :[1] janganlah mencari-cari alasan untuk tidak taat kepada Allah [2]Allah senantiasa memberkati yang berkenan kepada-Nya [3]kepedulian Allah bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia {basic needs} tetapi juga soal status sosial [4] Bangsa Yehuda dikembalikan dari pembuangan bukan hanya karena alasan kemanusian tetapi juga menjadi saksi untuk memuliakan nama-Nya [5] Allah menyerukan : marilah kepada-Ku semua yang letih lesu dan berbeban berat, aku akan memberi kelegaan kepadamu {Mateus 11 : 28}.

Sumber : Pdt. Dr Sunggul Pasaribu STh. MPAK, Pdt. Dr. Hulman Sinaga.