Bacaan Firman :
Lukas 1 : 26 - 28
26. Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret,
27. kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria.
28. Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: "Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau."
Perikop khotbah dalam minggu Advent IV ini, membahas "bagi Allah tidak ada yang mustahil" (ndang adong na so tarpatupa Debata), yang dikaitkan dengan kekuasaan Allah dimana Maria dikarunia seorang putra yaitu Yesus Kristus [Mat. 1:18]
Hal pokok dalam perkara itu ialah "berita baik" dan "keselamatan". Keduanya saling bertautan, laksana sebuah koin mempunyai dua sisi; jika salah satu tidak ada maka keduanya menjadi tidak berarti.
Ada 4 unsur yang akan dipaparkan, yaitu : kapan, dimana, siapa , bagaimana dan mengapa?. Sesungguhnya keempat unsur itu adalah kasih karunia yang diperoleh oleh Maria -seorang perempuan yang berasal dari Nazaret melalui pemberitahuan malaikat Gabriel dengan tunangannya Yusuf, meskipunbukan berstatus suami istri tetapi terproses oleh Roh Kudus melalui Iman.
Injil Lukas ditulis sekitar tahun 60 - 63 M, dialamatkan kepada Teofilus [Luk. 1:1,3; Kis 1:1]` Lukas adalah seorang dokter - petobat Yunani- satu satunya penulis Alkitab non Yahudi. Injil Lukas ini dialamatkan kepada Teofilus yang ingin memberitakan bahwa Yesus adalah Juruslamat yang ilahi dan manusiawi. kandungannya, menyangkut persoalan iman tentang kelahiran Yesus [1:26 - 31] dan juga Elisabeth sanaknya Maria yang disebut mandul itu telah 6 bulan mengandung [1:36]. itu makanya: "bagi Allah tidak ada yang mustahil" [1:37].
Persoalan iman bukan segampang membalikkan telapak tangan, sebagaimana juga Maria, meskipun dberitakan oleh malaikat Gabriel:Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya didalam hatinya, apa arti salam itu? [1:29]
Seorang anak bertanya : apa artinya iman pak?, lalu bapaknya membawanya ketempat yang tinggi dan mengatakan :lompatlah, engkau akan kutangkap; jangan takut! akan tetapi anaknya mengatakan : saya takut pak! . Begitupun, bapaknya tetap saja meyakinkannya , akhirnya anaknya berani melompat dan ditangkap oleh bapaknya dan selamat !.
Keberanian itu muncul karena hubungan emosional anak dengan bapak; diimaninya bahwa bapak tidak mungkin mencelakakan anaknya atau sebuas-buasnya harimau, tidak mungkin menerkam anaknya ! [Bagaiman dengan anda? percayakan dengan kelahiran Yesus Kristus?]
Sumber
Pdt. P. Saguntung SIP, MSi
Kantor Pusat GKPM, Nemnemleleu, Sikakap PUS, Mentawai Sumbar,
Khotbah Sekber United Evangelical Mission [UEM], ktr pusat HKBP Pearaja Tarutung
Pdt. Banner Siburian MTh, Prases HKBP Distrik-XXVII Kaltim-selatan
Pdt. P. Saguntung SIP, MSi
Kantor Pusat GKPM, Nemnemleleu, Sikakap PUS, Mentawai Sumbar,
Khotbah Sekber United Evangelical Mission [UEM], ktr pusat HKBP Pearaja Tarutung
Pdt. Banner Siburian MTh, Prases HKBP Distrik-XXVII Kaltim-selatan